Percobaan Bunuh Diri di Kalangan Remaja Didominasi Putus Cinta?


Kasus bunuh diri di kalangan remaja marak terjadi. Makin banyak orang mengakhiri hidupnya dengan pilihan tragis. Mengapa ini harus terjadi?

Nah, kalian sepertinya harus tahu nih, semua faktor pemicu tersebut tidak dapat berdiri sendiri dan saling memengaruhi satu sama lain. Tekanan hidup dan putus cinta hanya memicu stres dan depresi. Gangguan menjadi tidak wajar dan semakin mengkhawatirkan bila terus berkepanjangan dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat.

Depresi yang tidak ditangani dengan benar dan komprehensif akan menyebabkan seseorang cenderung melakukan tindakan bunuh diri. Penderita depresi sudah pasti tidak mengetahui cara penyelesaian masalahnya sehingga berpikir bunuh diri adalah salah satu jalan keluar masalah-masalahnya.

Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Pandu Wibowo mengatakan bahwa kasus bunuh diri di kalangan remaja didominasi oleh faktor keluarga.

"Paling banyak kasus bunuh diri, karena kurangnya perhatian dari keluarga, kalau keluarga bisa memberikan perhatian dan bisa memecahkan masalahnya dengan orangtua, disuruh mengaji, pasti tindakan bunuh diri ini tidak akan pernah terjadi," ujarnya saat dihubungi Okezone, Rabu (24/7/2013).

Pandu berharap, remaja yang ingin mencoba bunuh diri harus bisa mengintrospeksi diri sendiri dan mengembalikan segala permasalahannya kepada diri sendiri.

"Harapannya, remaja harus introspeksi diri dan mengembalikan pada diri mereka masing-masing. Apa sih yang harus dilakukan dengan anak remaja? Kemudian dari konteks pemerintahan harus peduli dengan kasus ini, lembaga-lembaga bisa melakukan sebuah acara talk show pembinaan remaja dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti ini," ucapnya.

Berbeda dengan Pandu, mahasiswi Universitas Nasional (Unas) Nadila Oktaviolita berpendapat bahwa kasus bunuh diri didominasi oleh faktor putus cinta.

"Yang paling banyak kasusnya dan kelihatan yaitu putus cinta, mungkin urutan selanjutnya faktor keluarga. Kalau urusan cinta, jadi lebih menarik buat masyarakat untuk aware, ketimbang persoalan keluarga yang biasa-biasa saja. Banyak sekali kalau misalnya seorang perempuan menyerahkan dirinya ke pacarnya yaitu faktor yang paling kuat, dan remaja tersebut pun cuma berharap banyak, sampai pacarnya ninggalin dia," tutur gadis yang mengambil jurusan Ilmu Komunikasi Public Relation itu.

Mahasiswa Unas lainnya, Lusinta pun memiliki pendapat yang sama dengan Nadila. Cewek angkatan 2011 ini melihat, faktor putus cinta menjadi faktor utama penyebab bunuh diri di kalangan remaja.

"Karena pergaulan yang bebas dan kurangnya pendidikan, dengan pergaulan yang bebas, hubungan yang dibina bisa putus karena si remaja tersebut hamil," katanya.

Sumber: okezone.com
Share This Article :

0 komentar:

Terimakasih telah berkenan mengunjungi dan meninggalkan komentar di Blog ini. Setiap Saran & Kritik yang masuk akan kami jadikan sebagai bahan Evaluasi untuk perbaikan Blog ini.
CATATAN :
1. Untuk menyisipkan kode, gunakan tag <i rel="code">KODE ANDA DISINI...</i>
2. Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan tag <i rel="pre">KODE ANDA DISINI...</i>
3. Untuk menyisipkan gambar, gunakan tag <i rel="image">URL GAMBAR ANDA DISINI...</i>
4. Untuk menyisipkan catatan, gunakan tag <b rel="quote">CATATAN ANDA DISINI...</b>

NB: Jika anda ingin menyisipkan kode diatas silahkan gunakan tool konversi kode terlebih dahulu untuk menampilkan kode tersebut pada kolom komentar.
Jika anda ingin berkomentar "BIASA", abaikan no 1-4

Copyright © 2013 Warung Sehati - All Rights Reserved

Modified by Machmudan Lubis is proudly powered