Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1      LATAR BELAKANG
Konduktivitas hidrolika tanah amatlah erat hubungannya dengan kadar air dalam tanah. Air ini merupakan suatu zat yang dijadikan sebagai katalisator pengaktif kerja enzim-enzim oleh tumbuhan disamping itu air juga amat diperlukan dalam proses fotosintesis. Konduktivitas hidrolika tanah jenuh ( K-sat ) pada prinsipnya diterapkan dengan menggunakan tinggi genangan tetap yang dikenal dengan constan  head method (Klute and Ditkson, 1986). Sedangkan lawan dari prinsip tersebut diatas adalah falling head method dimana permukaan air di dalam alat ukur dibiarkan turun pada saat pengukuran K-sat berlangsung. Nilai K-sat ini dihitung berdasarkan dua pendekatan yaitu dilapang dengan cara menghitung jumlah air yang masuk ke profil tanah persatuan waktu dan di laboratorium dengan cara menghitung jumlah air yang keluar dari contoh tanah per satuan waktu. Dalam kegiatan pertanian tentang kesuburan tanah amatlah harus diperhatikan. Kesuburan tanah merupakan batasan kualitas tanah dalam hal kemampuannya untuk menyediakan unsur hara yang cocok, dalam keseimbangan yan tepat dan keadaan lingkungan yang sesuai dengan suatu proses tanaman walaupun pada kenyataan dalam lapangan bahwa hama, gulma dan penyakit merupakan hal yang dapat mengangu keadaan tanaman.
Konduktivitas hidrolika tanah merupakan kemampuan tanah untuk melewati air. Kemampuan ini berlaku pada dua kondiri, yaitu pada saat semua pori-pori terisi oleh air (tanah jenuh) dan ketika hanya sebagian dari pori-pori yang terisi air (tanah tak jenuh).  Dalam hal ini, laju konduktivitas hidrolika tanah (K-sa ) selalu lebih tingggi dari laju konduktivitas hidrolika tanah tak jenu (K-unsat). Hal ini disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, pada tanah jenuh pengaruh gaya gravitasi jauh lebih dominan dibandingkan pada tanah tak jenuh. Kedua, ukuran pori-pori sebagai media K-sat jauh lebih besar dari ukuran pori-pori untuk K-unsat.
Penetapan K-sat sangat penting dalam memprediksi dan mengevaluasi berbagai proses yang berkaitan dengan pengelolan tanah dan air. Di sektor pertanian dan kehutanan, nilai K-sat suatu jenis tanah dapat digunakan untuk mengevaluasi mudah tidaknya tanah tersebut menghasilkan aliran permukaan (runoff) atau tergenang bila hujan turun. Bila nilai K-sat lebih rendah dari intesitas hujan maka tanah tersebut cendering akan mengalami runoff dan tererosi bila lahanya miring dan tergenang bila lahannya datar atau cekung. Pengukuran K-sat juga penting dalam menentukan laju kehilangan air dari tubuh tanah melalui perembesan seperti yang ditemui pada saluran irigasi dan petak-petak sawah. Oleh sebab itu, penetapan K-sat sangat penting diilakukan di daerah-daerah tropis yang memiliki curah hujan yang sangat tinggi.

1.1    TUJUAN

       1.1.1  Menetapkan laju konduktivitas hidrolika contoh tanah dalam keadaan jenuh.
       1.1.2  Membandingkan laju konduktivitas dari beberapa contoh tanah yang digunakan.


  

0 komentar:

Terimakasih telah berkenan mengunjungi dan meninggalkan komentar di Blog ini. Setiap Saran & Kritik yang masuk akan kami jadikan sebagai bahan Evaluasi untuk perbaikan Blog ini.
CATATAN :
1. Untuk menyisipkan kode, gunakan tag <i rel="code">KODE ANDA DISINI...</i>
2. Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan tag <i rel="pre">KODE ANDA DISINI...</i>
3. Untuk menyisipkan gambar, gunakan tag <i rel="image">URL GAMBAR ANDA DISINI...</i>
4. Untuk menyisipkan catatan, gunakan tag <b rel="quote">CATATAN ANDA DISINI...</b>

NB: Jika anda ingin menyisipkan kode diatas silahkan gunakan tool konversi kode terlebih dahulu untuk menampilkan kode tersebut pada kolom komentar.
Jika anda ingin berkomentar "BIASA", abaikan no 1-4

Copyright © 2013 Warung Sehati - All Rights Reserved

Modified by Machmudan Lubis is proudly powered