Hasil dan Pembahasan



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Lapisan I (Top Soil)
t
(menit)
V
(mL)
A
(cm)
L
(cm)
H
(cm)
K-sat
cm/jam
Kategori
516744,155925,21Sangat Cepat
1031844,155924Cepat
1545844,155923,05Cepat
2058344,155922Cepat
Rataan381,544,155923,565Cepat


Tabel 2. Lapisan II (Sub Soil)
t
(menit)
V
(mL)
A
(cm)
L
(cm)
H
(cm)
K-sat
cm/jam
Kategori
5
20
44,15
5
8,5
3,197
Sedang
10
37
44,15
5
8,5
2,957
Sedang
15
52
44,15
5
8,5
2,77
Sedang
20
64
44,15
5
8,5
2,55
Sedang
Rataan
43,25
44,15
5
8,5
2,8685
Sedang

Top Soil                                Sub Soil                                   Diameter = 7,5 cm
H1 = 1 cm                             H1 = 1,5 cm                            Jari - jari = 3,75 cm
H2 = 10 cm                           H2 = 10 cm

Tabel 3. Kriteria Nilai K-sat
Kelas
cm/jam
Kriteria
1
> 25,00
Sangat Cepat
2
12,50 – 25,00
Cepat
3
6,25 – 12,50
Agak Cepat
4
2,00 – 6,25
Sedang
5
0,50 – 2,00
Agak Lambat
6
0,125 – 0,50
Lambat
7
< 0,125
Sangat Lambat

Rumus :


Perhitungan Untuk Lapisan I

















Perhitungan untuk lapisan II

















4.1      Pembahasan
           Dalam praktikum mengenai laju konduktivitas hidrolika tanah jenuh dengan sampel tanah utuh, yaitu tanah lapisan top soil (lapisan atas) dan tanah lapisan sub soil (lapisan bawah), dapat diketahui bahwa lapisan tanah atas (top soil) nilai K-satnya lebih besar bila dibandingkan dengan nilai K-sat pada lapisan tanah bawah.

           Nilai dari laju konduktivitas hidrolika tanah jenuh ini didapat dengan pendekatan laboratorium yaitu dengan cara menghitung jumlah air yang keluar dari contoh tanah persatuan waktu. Jumlah volume pada lapisan atas (top soil) secara teoritis selalu lebih besar daripada lapisan bawah sehingga kecepatan konduktivitas hidrolik tanah lebih besar lapisan atas dibandingkan dengan lapisan bawah. Hal ini terbukti dalam percobaan yang dilakukan, bahwa volume air pada lapisan top soil lebih besar dari volume air lapisan sub soil. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena tanah pada lapisan atas memiliki gaya tarik menarik terhadap air atau gaya kohesi yang cukup besar dan juga memiliki ukuran pori-pori yang relaif besar, sehingga memiliki kemampuan menahan air yang relative besar untuk menahan air. Tapi disini selisih antara volume air pada lapisan tanah atas dan lapisan bawah sangat berbeda jauh. Hal itu mungkin terjadi karena tanah sudah terlalu lama dikering anginkan dan tanah menjadi rusak atau mungkin disebabkan karena lapisan sub soil terlalu kedap air sehingga air tidak dapat dilewatkan ke bawah. Kedapnya lapisan sub soil ini bisa disebabkan pada saat pengambilan ring sampel yang tidak tepat memenuhi prosedur. Sebagaimana kita ketahui bahwa ring sampel memiliki ketebalan, sehingga pada saat ring sampel masuk ke dalam tanah, maka tanah yang ada di bawah ketebalan ring sampel akan bergerak ke samping ke dalam dan keluar. Sehingga bila pergerakan tanah akibat desakan ketebalan ring sampel akan menyebabkan tanah pada ring sampel sub soil memadat dan kedap air. Selain itu juga mungkin terjadi kesalahan pada pemukulan/penamcapan ring sampel ke dalam tanah.

            Konduktivitas hidrolika tanah juga sangat berkaitan dengan aktivitas biologis tanah atau organisme di dalam tanah. Tanah yang permeable seperti tanah top soil memiliki sifat-sifat fisik yang baik yang ditunjukkan oleh meningkatnya aktivitas biolois tanah. Sedangkan pada tanah sub soil memliki sifat-sifat fisik yang kurang baik yang ditunjukkan dengan rendahnya aktivitas biologi tanah. Tekstur dan struktur tanah yang membentuk sifat mudah atau tidaknya tanah melepaskan atau menahan air, hal ini juga berarti berkaitan erat dengan konduktivitas hidrolika tanah.

            Selain itu tanah lapisan atas bersifat remah sehingga mudah untuk melewatkan air. Sedangkan tanah pada lapisan bawah bersifat gumpal yang dapat menampung air, dan juga ukuran pori-pori tanah pada lapisan bawah lebih kecil daripada ukuran pori-pori tanah pada lapisan atas. Selain faktor tersebut, pada tanah lapisan atas pengaruh gaya grafitasi jauh lebih dominant disbanding tanah lapisan atas. Hal tersebut yang menyebabkan nilai K-sat pada lapisan tanah atas (top soil) lebih besar dibandingkan dengan K-sat tanah lapisan bawah (sub soil).

0 komentar:

Terimakasih telah berkenan mengunjungi dan meninggalkan komentar di Blog ini. Setiap Saran & Kritik yang masuk akan kami jadikan sebagai bahan Evaluasi untuk perbaikan Blog ini.
CATATAN :
1. Untuk menyisipkan kode, gunakan tag <i rel="code">KODE ANDA DISINI...</i>
2. Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan tag <i rel="pre">KODE ANDA DISINI...</i>
3. Untuk menyisipkan gambar, gunakan tag <i rel="image">URL GAMBAR ANDA DISINI...</i>
4. Untuk menyisipkan catatan, gunakan tag <b rel="quote">CATATAN ANDA DISINI...</b>

NB: Jika anda ingin menyisipkan kode diatas silahkan gunakan tool konversi kode terlebih dahulu untuk menampilkan kode tersebut pada kolom komentar.
Jika anda ingin berkomentar "BIASA", abaikan no 1-4

Copyright © 2013 Warung Sehati - All Rights Reserved

Modified by Machmudan Lubis is proudly powered